Visitors

Wednesday, April 1, 2015

akhirnya saya kolokium

April Mop!

by the way, ini seriusan.
tadi pagi saya beneran udah kolokium. alhamdulillah.
walaupun telat banget baru bisa kolokium sekarang, setidaknya satu fase menuju "SP di 2015" sudah terlewati.

seperti yang sudah dijelasin di postingan sebelumnya, saya (mahasiswa Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB) WAJIB buat ngadain kolokium sebelum mulai penelitian/magang yang merupakan inti untuk hasil dan pembahasan di skripsi.
setelah beberapa bulan bolak-balik ketemu dosen pembimbing tercinta, revisi makalah nyambi ngerjain penelitan, dan urus administrasi ini-itu, akhirnya seminggu yang lalu ditetapkan juga pada hari Rabu, 1 April 2015 pukul 09.00 WIB, bertempat di R.Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura,
bahwa mahasiswi a.n Ratu Hardiyanti Supriyadi Putri bimbingan Bapak Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr (he is my thesis guidance lecturer) setelah di ACC makalah rencana penelitiannya,
resmi untuk mengadakan kolokium pada waktu dan tempat yang telah ditentukan dengan dimoderatori oleh Ibu Dr. Dewi Sukma, SP, MSi.
(fyi, she is my academic guidance lecturer. they're meet and mix in my colloquium).

Finally, i've done! AYEEEY.

sekian lama menunggu buat kolokium, sejak bulan desember lalu, dan ternyata baru bisa dilaksanakan awal april ini :')
sedih sih, mengingat saya udah masuk injury time. soalnya teman-teman yang lain udah pada kolokium dari jauh-jauh hari sebelumnya but no matter what, i still believe that God has the better plans for me. i always being thankful for everything happened in my life, and this is one of them exactly.

terimakasih kepada Bapak dosen pembimbing skripsi dan Ibu dosen pembimbing akademik (yang ternyata kebagian jadi moderator di kolokium saya) yang tadi pagi sudah memberikan masukan yang sangat-sangat penting untuk penelitian saya beberapa bulan kedepan ini, even though i did some silly things this morning *sigh*
i'll do my best for this research kok Pak, Buk *senyum-senyum manis*

terimakasih juga buat mama, bapak, dan adek yang meskipun jauh di makassar tapi selalu setia mengirimkan doa dan semangat-semangat unyunya via telepon atau sms sebelum kolokium tadi *mata berkaca-kaca*

and...the last but not least.
thankyou very much for you that attended in my colloquium.
kirain pada gak bakal datang karena jamnya yang kepagian (specially buat mahasiswa tingkat akhir yang udah jarang ke kampus kalau gaada kepentingan wkwkwk), tapi ternyata kalian-kalian akhirnya datang, duduk, diam, dan mendengarkan dengan ikhlas kolokium saya tadi pagi.
makasih banyaaaak. sayang banget deh sama kalian *peluk satu-satu*










semoga skripsi kita cepat kelar, sidangnya lancar, dan segera mendapat gelar.
see you on top, xoxo!

Sunday, March 1, 2015

Gadis Bugis (di perantauan) dan Budaya Uang Panai

Holaa March!



Sekarang saya masih sibuk bolak-balik revisi makalah kolokium ke dosen pembimbing, doain yaa bulan ini makalah penelitiannya sudah dapat persetujuan jadi bisa langsung kolokium. kemarin targetnya kolokium Januari, dan sekarang udah Maret aja masih belum kolokium padahal teman-teman yang lain sudah pada sibuk ngurus penelitian.
*disitu kadang saya merasa sedih :(

Oiya, tadi pas lagi jenuhnya ngerjain revisi makalah kolokium kepikiran buat buka Facebook. Dari semua media social yang saya punya, Facebook jadi urutan yang paling akhir berdasarkan intensitas online. Padahal dulu dia menjadi sahabat yang selalu setia menemani masa-masa alay :D


tapi seiring berjalannya waktu, Facebook mulai saya tinggalkan dan beralih ke path dan instagram. kekinian banget kan!

By the way, back to facebook!


Tadi siang pas lagi buka akun facebook, tiba-tiba nemu postingan hasil share teman tentang "BUDAYA MAHAR (Uang Panai) GADIS SUKU BUGIS MAKASSAR"
karena saya gadis bugis asli yang lagi berada di tanah Jawa, kadang sering ciut dengan prototype orang-orang mengenai perempuan bugis yang "katanya" seperti dijual oleh orang tuanya gara-gara uang mahar yang tinggi.

"kok cewek bugis, maharnya harus tinggi ya? jangan mahal-mahal nanti gaada yang mau nikahin" atau yang lebih serem "pantesan banyak cewek bugis yang nikah pas udah tua (atau jadi perawan tua), maharnya tinggi banget sih",
kalimat-kalimat seperti itu yang kadang suka bikin ngeri sendiri -___-
gatau mau jawab apa yang ada dikepala cuma "amit-amit, naudzubillahimindzalik"
dari kecil juga taunya budaya bugis makassar memang seperti itu, walaupun kesannya seperti menjual anak gadisnya, tapi ternyata ada alasan dibalik budaya "Uang Panai".

(di-co-paste dari http://www.makassar.us/2014/02/budaya-mahar-uang-panai-gadis-suku.html  )


Budaya Mahar Gadis Suku Bugis Makassar, 

Ku buka pintu disaat fajar manjelma. Kicauan merdu burung yang hinggap di ranting pohon halaman rumahku. Melantunkan nada-nada hingga terangkai menjadi sebuah alunan musik yang begitu elok terdengar diteliga. Embun pagi yang menyapa dedaunan kini akan pergi bersama cahaya mentari. Meninggalkan aroma sejuk di pagi hari. Cahaya mentari begitu ramah menyapa hingga rela menembus rimbunan dedaun pohon dihadapan rumahku.

“Pagi yang cerah untuk jiwa yang tenang”. Kataku pada diri sendiri. Ditengah-tengah menikmati ketenangan pagi terdengar suara pintu dari kamar indo1. Indo yang berusia 80-an kini tak sekuat dulu. Tubuh yang termakan usia membuatnya kriput serta tulang yang kurang mampu menopang semangatnya. Namun, semangatnya selalu seperti diriku. Perlahan-lahan ia menghampiriku.

Duduk di dikursi bambu tempat favorit indo. Katanya kursi bambu itu dibuat oleh ambo2 jadi setiap duduk dikursi itu indo selalu mengingat almarhum ambo. Ada satu hal yang membuatku salut terhadap pasangan tua ini. Mereka selalu setia hingga ajal menjemput ambo. Semarah apapun indo kepada ambo atau sebaliknya tak pernah satu kalipun terdengar kata pisah antara mereka. Beda halnya dengan sekarang begitu mudahnya orang mengatakan cerai. Bahkan di media, diacara realitishow selalu saja terdengar kata cerai dari para artis-artis tanah air. Seakan-akan ini telah menjadi budaya.

Pandangan indo tertuju padaku seolah-olah dia paham dengan apa yang kupikirkan pada saat itu.
“apa yang sedang kamu pikirkan nak?”
“tidak nek, sebenarnya aku mau bertanya”
“bertanya apa nak?”
“mengapa mahar gadis Bugis-Makassar sangat mahal?
“emangnya kenapa nak kamu bertanya demikian atau kamu udah mau menikah?”
ia melirik padaku sambil tersenyum dan hal ini membuatku malu didepannya tapi mitos mahar gadis bugis-makassar begitu tersebar luas hingga beberapa waktu lalu salah satu teman dari jawa menanyakan
“mengapa mahar gadis bugis-makassar begitu mahal?”
aku hanya bisa menjawab
“mungkin itu salah satu budaya siri’3, dimana setiap keluarga yang memiliki anak gadis akan merasa malu ketika anaknya diberikan mahar murah”
Namun itu hanya pendapat pribadiku dan aku sendiri masih kabur dengan budaya tersebut.

Hal ini pun menjadi perbincanganku bersama indo. Indo yang pada saat itu sedang mangico, kembali bertanya padaku
“kenapa kamu menanyakan mahar gadis Bugis-Makassar?”
“Aku cuman ingin tahu nek, karena banyak orang yang menanyakan mengapa mahar gadis bugis-makassar begitu mahal? ada juga orang yang beranggapan bahwa mahar gadis Bugis-Makassar itu seperti barang yang diperjualbelikan” indo tersenyum mendengar penjelasanku.

“emm betul juga budaya ini akan menjadi ambigu bagi orang yang tidak paham. kalau dilihat sekilas emang sama dengan barang yang diperjualbelikan. tapi sebenarnya bukan itu maksudnya”. sambil membakar ico.
“jadi maksudnya apa nek?” aku semakin penasaran
“ya sebenarnya dahulu itu pada zaman penjajahan gadis-gadis Bugis-Makassar sangat terhina oleh para tentara belanda.”
“terhina bagaimana indo?” aku memotong penjelasan indo.
“aduh izinkan nenek bicara dulu dan jangan dipotong karena nenek bisa lupa apa yang nenek ingin katakan” indo menegurku karena aku terlalu semangat.
“iya nek maaf, aku tidak ada maksud”
“masih ingin dengar cerita nenek?”
“iya nek” ku anggukkan kepalaku bertanda setuju.
“udah sampai dimana cerita kita? aduh aku lupa kamunya sih ngajak nenek bicara, jadi kepotong ceritanya” Menepuk pahanya itu salah satu kebiasaan indo ketika melupakan sesuatu. Maklumlah sudah berumur.

“nek tadi ceritanya sampai di gadis Bugis-Makasssar pada zaman penjajahan”
“oh iya pada zaman dahulu itu gadis bugis sangat dihina dan para gadis ini tidak memiliki hak apapun terhadap dirinya sendiri. jadi setiap gadis pada saat itu harus merelakan dirinya untuk dinikahi oleh tentara belanda tanpa mahar sedikit pun. yang jadi masalah disini yaitu ketika telah dinikahi dan tentara itu melihat ada yang lebih baik dari istrinya maka ia akan beralih kewanita lain tanpa menghiraukan istri pertamanya. disinilah letak ketidak adilan.”

“jadi bagaimana kondisi gadis pada zaman itu nek?”
“nah pada saat itu kewenangan semua ada di tangan tentara belanda, sangat menyedihkan karena orang tua gadis-gadis pada saat itu hanya bisa melihat anaknya diperlakukan semena-mena mereka tidak bisa membela hak anaknya. jadi si gadis ini hanya pasrah dengan keadaan.”
“kasihan, jadi kapan mahar gadis Bugis-Makassar menjadi sesuatu yang mahal?”
“nah pada saat menjelang kemerdekaan tentara belanda meninggalkan kampung Bugis-Makassar karena berhasil diusir oleh para pemberontak. tapi kepergian belanda bukan berarti menghilangkan semua jejaknya masih ada ajaran-ajaran atau doktrin yang mereka tanamkan yaitu salah satunya tentang kebebasan untuk menikahi siapa saja dan berhak meninggalkan begitu saja. paham inilah yang masih dianut para lelaki di kampung Bugis-Makassar"

“apa maksudnya nek dengan ajaran tersebut?”.
“jadi doktrin belanda yang ditanamkan pada jiwa pemuda pada saat itu yakni seorang lelaki bisa berganti-ganti wanita sesuai keinginannya”.
“emm jadi setelah belanda meninggalkan kampung Bugis-Makassar, para gadis tetap saja masih belum memiliki kebebasan?”
“iya nak, nah dari permasalahan inilah ada seorang bangsawan memiliki seorang anak gadis yang begitu iya sayangi dan ia tidak ingin melihat anak gadisnya diperlakukan semena-mena oleh para pemuda yang jiwanya telah terdotrin oleh belanda. suatu ketika ada seorang pemuda yang terpikat melihat gadis bangsawan ini, ia pun memberanikan diri untuk melamar dengan menggunakan doktrin belanda yaitu tidak menggunakan mahar.
Namun orang tua si gadis bangsawaan ini tidak menerimanya karena hal yang ia lakukan merupakan sebuah pelecehan terhadap perempuan. Tidak ada sedikit pun bukti fisik keseriusan sang pemuda itu untuk menikahi sang gadis bangsawan. Jadi pada saat itu orangtua si gadis ini mengisyaratkan kepada sang pemuda kalau ia ingin menikahi anak gadisnya dia harus menyediakan mahar yang telah ditentukannya. mahar yang diajukan sangatlah berat sang pemuda harus menyediakan material maupun non material. hal ini dilakukannya untuk mengangkat derajat kaum wanita pada saat itu.
Pergilah sang pemuda itu mencari persyaratan yang diajukan oleh orangtua si gadis. Bertahun-tahun merantau mencari mahar demi pujaan hatinya ia rela melakukan apa saja asalkan apa yang dilakukannya dapat menghasilkan tabungan untuk meminang gadis pujaannya. setelah mencukupi persyaratan yang diajukan oleh orang tua si gadis sang pemuda pun kembali meminang gadis pujaannya dan pada saat itu melihat kesungguhan hati sang pemuda orangtua si gadis merelakan anaknya menjadi milik sang pemuda tersebut”.

“Nek apakah sang pemuda itu tidak merasa bahwa hasil kerja kerasnya hanya dihabiskan untuk menikah ataukah tidak ada kata menyesal pada dirinya?”.
“Tidak nak, dalam hati sang pemuda itu tidak pernah mengatakan menyesal bahkan iya sangat berterima kasih pada orangtua si gadis. Adanya persyaratan yang diajukan memeberikannya sebuah pelajaran yakni menghargai wanita karena wanita memang sangat mahal untuk disakiti. apalagi sang pemuda itu mendapatkan istrinya dari hasil jerih payahnya sendiri itulah sebabnya ia begitu menyanyangi istrinya”.

“Oh jadi mahalnya mahar gadis Bugis-Makassar bukan seperti barang yang diperjual belikan, tapi sebagai bentuk penghargaan kepada sang wanita, jadi ketika tersirat dihati ingin bercerai dan menikah lagi maka sang pemuda akan berpikir berkali-kali untuk melakukannya karena begitu sulitnya ia mendapatkan si gadis ini”. itu pernyataanku kepada indo. ia pun beranjak bangun dari kursi bambu berjalan keluar setiba dipintu ia membalikkan wajahnya kepadaku, berbalik dan membuka pintu. 

“Gimana, kamu sudah paham akan budaya mahar gadis Bugis-Makassar? jadi kamu tidak perlu lagi khawatir akan mahar, jika ada pemuda yang ingin meminangmu persilahkan saja datang kerumah dan katakan padanya jangan takut dengan budaya mahar orang Bugis-Makassar karena ia akan mendapatkan hal yang setimpal dengan apa yang ia keluarkan"

Dari pembicaran tadi ada hal yang menurutku sebuah pelajaran hidup dimana budaya mahar gadis Bugis-Makassar yang mahal ternyata memiliki makna. Bukan berarti bahwa gadis Bugis-Makassar dijadikan sebuah barang yang diperjual belikan dengan uang.

Tapi, dengan adanya mahar yang besar akan membuat si calon suami betul-betul memikirkan sematang-matang mungkin untuk menikah dan ketika telah menikah tak ada kata pisah atau cerai karena meminang gadis bugis-makassar butuh pengorbanan yang banyak. Akan sangat merasa rugi ketika akan dilepas begitu saja.

Percakapan pagi itu sangat bermakna bagiku, sejarah budaya mahar gadis Bugis-Makassar menjadi sebuah alat untuk mempertahankan derajat kaum hawa dalam dunia percintaan. Walaupun banyak pemahaman luar yang mengatakan gadis Bugis-Makassar nantinya banyak yang akan menjadi perawan tua jika budaya itu tetap diberlakukan. Namun, ketika makna dari budaya ini dipahami aku yakin budaya cerai-nikah yang sekarang menjamur akan terkikis.

Catatan kaki
Indo merupakan sebutan nenek dalam bahasa Bugis-Makassar.
Ambo merupakan sebutan kakek dalam bahasa Bugis-Makassar.
Siri merupakan sebuah budaya malu Bugis-Makassar, selalu ingin yang terbaik dari yang lain.
Mangico merupakan kegiatan menghisap tembakau kretek yang di buat khusus secara tradisional, mangico biasanya dilakukan oleh orang tua yang lanjut usia baik perempuan maupun laki-laki.
Ico merupakan rokok tembakau tradisional.

sekian penjelasan tentang budaya mahar gadis bugis makassar,

semoga setelah ini gak ada lagi orang-orang yang memandang gadis bugis seperti barang yang diperjualbelikan orang tuanya.
uang panai adalah budaya yang hingga saat ini masih dipegang oleh orang-orang bugis.
mengesampingkan besarnya biaya, maksud dan tujuan utama dari uang panai tersebut memberikan nilai dan pelajaran yang berharga tentang sebuah ikatan pernikahan.

karena kebudayaan adalah bagian dari Indonesia yang "bhinneka tunggal ika", maka pahamilah :)


selamat berakhir pekan!


Saturday, February 7, 2015

i live my life

hello, i'm back after the short holiday and keep stay in Bogor. just did't go to any where.

ga kerasa udah jadi mahasiswa tingkat akhir di kampus. sekarang udah gaada jadwal kuliah yang ngeharusin untuk tetap di kampus sampai jam 5 sore atau jadwal praktikum di lahan tiap jam 7 pagi. dulu suka banget ngedumel kalau telat bangun, takut kesiangan praktikum apalagi kalau kebagian dosen yang galak atau asprak (asisten praktikum) yang suka iseng.
tapi sekarang giliran udah gaada kuliah rasanya gabut banget. rindu dengerin dosen ngajar, nyatat penjelasannya, nongkrong di sekret kalau ada jam kuliah kosong, jajan kesana kemari, dan sibuk nyelesaiin laporan. gitu ya emang mahasiswa haha

sekarang saya dan teman-teman lagi fokus buat penelitian, kalau di IPB khususnya mahasiswa Agronomi dan Hortikultura harus melakukan penelitian (atau magang, bisa pilih salah satu) sebagai syarat buat nyusun skripsi. nah, sebelum penelitian itu kita semua harus kolokium (seminar proposal) dulu biar kalau ada apa-apa yang gak sesuai bisa diminimalisir kesalahannya sebelum ngelakuin penelitian.
sudah ada banyak teman-teman yang kolokium dan bahkan udah beberapa yang lagi input data yang sisanya nge-draft buat skripsi.
dan disinilah saya, masih stuck dengan dosen pembimbing. bolak-balik revisi makalah, entah judul, tujuan, metode penelitian, dan bla bla bla.

saya kebagian penelitian tentang kultur jaringan anggrek Dendrobium sp. kenapa harus anggrek? ya, karena itu topik yang diterima dari hasil pilihan 3 topik di semester sebelumnya.
alasan lainnya mungkin lebih mengarah ke...takdir? haha it's just in my mind.
kemarin pas lagi kosong tiba-tiba aja kepikiran kaya gini:
"nama saya kan Ratu Hardiyanti Supriyadi Putri, karena namanya kepanjangan jadi kalau capek nulis sering jadi Ratu Hardiyanti S P  (ini sejak SD sampai SMA nama di absen ga pernah benar. kalau ada guru yang baca sering dikira sarjana pertanian beneran).
sebentar lagi, pokoknya tahun 2015 ini setelah wisuda saya bakal resmi dapat gelar sarjana pertanian atau disingkat SP.
nah sebelum dapat gelar SP itu, saya harus nyelesaiin penelitian tentang anggrek Dendrobium sp."
terlalu banyak sp-sp yang saling berkaitan. bermula dari nama, berlanjut ke penelitian, dan berakhir ke gelar yang akan disandang di belakang nama.

mungkin memang takdir,
atau doa dari guru-guru yang mengabsen?
apapun itu, i always live my life happily :)
i still believe that every little things will comes to the right places.
i just wanna prepare my self to deserve it.
so that, when the times comes i will get the best thing for sure.

happy weekend! thanks for reading my post.

Thursday, January 1, 2015

TEN THINGS THAT I WANT BEFORE I PAST 2015

HALLO NEW YEAR!
i have so many list to do for this wonderful year.
actually, i think about my age that getting old year by year. oh no.
i've past my last teenager period one month ago.
so this is my first age as the twenty-not-little-girl-anymore.
i just think that there are many years i spend without getting something precious. so much thinking, right?
in this year, i still don't "really" have any passion or ability to something i really love. poor me.
i mean, something about i can focus with it.
i just love to do many things, especially the things i never did before.
and i'm so impress if i did something with all of my best.
so, before this year going without any precious things, i have to make some resolution to stand out my multi-aptitude and show you that i can be relied for many things ;p
then...here we go!!!

1. i could ride a car and have my own driver's license
2. i have my ideal weight
3. buy a new mobile phone without spend my parent's earnings
4. i can swim like a beatiful swan
5. have a joyful holiday in Bali island or Singapore
6. i've past my graduate soon and get the title behind my name
7. go to english camp to upgrade my english
8. i get 7 point in my IELTS TEST before go to abroad for next year
9. got a new and comfortable job before my graduation ceremony
10. don't need allowance from my parents again

i wish i could reach all of them.
i believe, i make a shift, and i pray to Allah.

The Last Year! (i hope)

Welcome 2015!
the year of shines, loves, hopes, and dreams.
happy new year for everybody who lived in this planet called EARTH.
wish we had much love, quality time, truly happiness, good serenity, lots of earnings, and full of blessing in 365 days ahead.

anyway, i've been stay in bogor since 4 years ago. i mean almost 4 years.
so, i should finish my undergraduate program this year before i get the injury time as the student haha big NO!
i wanna get my bachelor title fastly soon because there are so many things i wanna do after that.
i just wanna finish all of the activity in here before i have to go to the next town.
(so if you read this post, please with your pretty kinda heart just pray for me to reach my dreams in Netherland. i really wanna be there as a student in Wageningen University and Research Centre. Aamiin)

that's why i hope 2015 is gonna be the last year in Bogor so i could say "Holla" from Netherland on next year, and it's especially for you who glad to read my unusual post :p

see you on my next post, love.

Wednesday, January 22, 2014

Keukenhof. Heaven on the earth.

Berbeda dari postingan-postingan sebelumnya, kali ini saya memposting foto-foto yang diambil dari hasil jalan-jalan ke belanda searching di google berkat informasi penting yang saya peroleh dari praktikum mata kuliah dasar-dasar Arsitektur Lanskap beberapa minggu lalu tentang taman bunga nan indah yang terdapat di negeri kicir angin yang akan saya kunjungi kelak (Aaamin ya rabbal alaamin)
Here we gooo...!

gerbang masuk utama
pemandangan indah di keukenhof

bunga-bunga bermekaran di musim semi

para pengunjung disuguhi pemandangan indah

hampir disetiap sudut ditanami bunga tulip,
bunga kebanggaan masyarakat Belanda

berbagai warna bunga tulip yang ditanam

setiap tempat menyajikan pemandangan indah untuk dikagumi

merah-putih-biru adalah warna
bendera kebangasaan negara Belanda

lalu, nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?


Bagaimana pemandangannya? indah sekali kan?
Oh iya, walaupun taman bunga Keukeunhof ini ada di Belanda, tapi di Indonesia juga banyak loh taman bunga. Selain di Kebun Raya Bogor, salah satunya ada juga taman bunga Nusantara di daerah Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.
Tahun lalu saya berkesempatan main kesana bersama kedua sahabat saya, Cika dan Iis.
Taman bunganya juga tidak kalah bagusnya, hanya saja saya tidak menyimpan dokumentasi ketika berjalan-jalan kesana.
Semoga lain waktu saya masih bisa berkunjung ke sana ya, dan tentunya berkunjung juga ke taman bunga Keukeunhof di negara kedua favorit saya setelah Indonesia. Belanda :)

Monday, January 20, 2014

Quote #2

People don't change, but reality does. And so we adapt.


"Terkadang, kita harus menjadi orang lain agar orang-orang di sekitarmu bisa menerima kehadiranmu.
Mengakui eksistensimu dalam hidup agar terlihat normal dan baik-baik saja agar setidaknya mereka tidak meninggalkanmu."


Bumi
Empat Jiwa, Meniti Satu Nadi