CINTA
MONYET.
Sebenarnya saya juga tidak tahu apakah ejaan namanya
benar seperti itu, ataukah ejaan barat seperti ‘Dandy’. Yang jelas panggilan
akrabnya sesuai dengan ejaan pertama di atas.
Tigabelas tahun yang lalu haha terlalu kecil
untuk dikatakan cinta. Mungkin lebih ke rasa suka. Suka karena di antara teman
sepermainan yang lain dia terlihat paling manis, paling rapih, dan paling
kalem. Lucu, hanya karena 3 hal tersebut saya menjadi suka dengannya. Oh iya
satu lagi, dia juga sangat rajin mengaji. Kalau begitu, jadinya bukan tiga hal,
tapi empat hal.
Sudah lama sekali tidak mendengar kabarnya, sejak
saya pindah rumah (walaupun cuma pindah blok) dan dia pun sekeluarga juga
pindah rumah (yang ini benar-benar pindah rumah, ke tempat lain, ke daerah lain
yang saya sendiri tidak tahu apakah dia sekeluarga masih di Makassar atau sudah
pindah keluar kota yang entah dimana tepatnya), saya tidak pernah melihatnya
lagi. Mungkin bukan tidak pernah melihatnya, tetapi lebih karena saya sudah melupakan wajahnya. Jadi
mungkin saja di suatu waktu saya berpapasan dengannya, melihatnya, tapi tidak
ingat dengan wajahnya.
Wajar saja, dengan kemampuan otak yang pas-pasan
karena kondisi memori yang memprihatinkan, sangat mudah bagi saya untuk
melupakan wajah atau nama dari orang-orang.
Saya tidak lagi mengingat wajahnya, atau bahkan
senyum manisnya. Yang saya ingat hanyalah bahwa Dandi adalah anak laki-laki
pertama yang saya sukai, teman mengaji dan bermain sewaktu masih TK, dia punya
saudara laki-laki bernama fadil atau farid atau fandi atau fahri atau fadli
(pokoknya namanya dari huruf F), kulitnya hitam, memiliki senyum manis dengan
gigi putih yang berjejer rapih, dan umurnya yang berbeda 1 atau 2 tahun dengan
saya.
Malam ini, entah kenapa saya teringat padanya dan
tersenyum geli karena mengingat kekonyolan saya yang masih 5 tahun waktu itu -,-
No comments:
Post a Comment