Visitors

Thursday, September 20, 2012

Belajar Menulis :)


Makassar. Monday, July 9th 2012

Malam ini, di kamar favorit bercat kuning mencoba kembali untuk menulis.
Menuangkan secangkir kisah.
Menaburi sedikit canda.
Memberikan sebentuk cerita, menjadi sebuah kalimat yang nantinya akan kembali kubaca.
Kubaca untuk menghilangkan penat, atau kubaca untuk sekadar mengingat.
Saya tidak sehebat Dee Lestari dalam menyusun serangkaian kata kata sastra menjadi kalimat yang sangat indah dan mudah dipahami. Karena kebanyakan orang-orang tidak menyukai sastra sebab kata-kata yang dituangkan oleh para sastrawan terlalu rumit. Berbeda dengan Dee Lestari yang memberi gebrakan baru untuk sastra menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dibaca, dipahami, dan diceritakan kembali kepada orang-orang terdekat. Atau bahkan memberi referensi terhadap buku yang telah dibaca . Seperti salah satu buku favorit yang pernah saya baca dan ingin saya beritahukan kepada orang-orang untuk membacanya, Perahu Kertas. Tapi Perahu Kertas mungkin bukan buku, lebih tepat kalau disebut NOVEL.
Saya juga tidak sehebat Pak Dahlan Abu Bakar, beliau ini adalah salah satu wartawan senior, teman bapak saya ketika bekerja di Surat Kabar Harian Pedoman Rakyat yang sudah tutup karena gulung tikar. Heran juga, Koran yang katanya menjadi pencetus Koran-koran lain di Indonesia Timur sejak tahun 60-an menjadi bangkrut hanya karena manajemen kepengurusan yang menganut sistem ascribed status. Oh iya, balik ke Pak Dahlan lagi. Beliau merupakan wartawan senior yang sudah banyak menulis buku-buku biografi pejabat-pejabat daerah atau pun informasi tentang Sulawesi selatan dari perspektifnya sendiri ataupun dari perspektif masyarakat umum. Saya tidak banyak membaca bukunya, hanya melihat beberapa judul buku yang dimiliki bapak saya karena mencantumkan namanya di cover terdepan. Dari buku-buku tersebut pun saya hanya membaca beberapa artikel dari sub-bab yang memiliki judul menarik, tentu saja. Dan ternyata dari beberapa sub-bab yang telah saya baca semuanya bernilai 8. Tidak menutup kemungkinan kalau semua artikel yang ditulisnya memang sangat baik, hanya saja sampai saat ini saya masih belum tertarik untuk membaca beberapa sub-bab lain karena judulnya yang agak ‘berat’. Terlalu dini memang untuk ber-stereotype, hanya saja “judge the book by the cover”  masih merajai sifatku.
Ada lagi, Bapak Taufiq Ismail. Salah satu sastrawan hebat yang dimiliki Indonesia yang melahirkan banyak mahakarya dari coretan tinta yang berasal dari pemikirannya. Padahal beliau adalah lulusan fakultas kedokteran  hewan, disiplin ilmu yang sangat berbeda dari dunia sastra. Tidak banyak juga yang saya ketahui dari beliau, hanya karena saat kelas 2 SMA saya pernah mengikuti seminar Sastrawan Bicara Siswa Bertanya 2010, saya pernah melihatnya memberikan materi bersama beberapa sastrawan lainnya yang saya ketahui bernama Rahman Arge dan Putu Wijaya. Oh iya, waktu itu tanggal 27 April 2010 di SMAN 1 Makassar. Saya masih ingat, karena tepat di halaman pertama buku yang diberikan, saya mencantumkan nama beserta tanggal, tempat, dan waktu ketika saya menghadiri acaranya. Ditambah lagi, tanda-tangan ketiga sastrawan di atas yang turut hadir saat itu.
Meskipun tulisan saya terkesan random, sulit dimengerti, atau tidak berisi sama sekali, tapi saya akan tetap mencoba untuk menulis dan menuangkan segalanya dalam blog ini.
Menjadi penulis yang bisa menginspirasi banyak orang juga menjadi salah satu keinginan dalam 100 mimpi yang telah saya buat. Kalau pun tidak bisa menginspirasi, setidaknya tulisan yang saya buat dapat dibaca oleh banyak orang, dan menjadi hiburan ketika mereka membacanya J
Saya ingin belajar menulis untuk menjadi penulis hebat seperti orang-orang yang telah saya sebutkan di atas, Dee Lestari, Dahlan Abu Bakar, Taufiq Ismail, Rahman Arge, dan Putu Wijaya.
Saya ingin belajar menulis untuk menjadi editor handal seperti BAPAK, wartawan paling profesional dimana passion journalisme betul-betul melekat pada kepribadiannya. Saya menjadi kagum karena di umur yang tak lagi muda, bapak selalu tahu tentang berita-berita dunia. Tentang nama-nama perdana menteri-presiden-menteri-atau pejabat negara lainnya dari berbagai negara, tentang peperangan yang terjadi, tentang isu politik, tentang perekonomian dunia, tentang dunia olahraga, tentang RI dari jaman dulu hingga sekarang, dan masih banyak lagi. Singkatnya, bapak seperti buku RPUL yang saya miliki. Meski bapak sangat menyadari kalau sains dan teknologi adalah bukan bidangnya. Dan satu lagi, dia juga sering berkata kalau sangat tidak mahir berbahasa Inggris hahaha. Tapi dengan memadupadankan kegemaran membaca dan menulis, menjadikan bapak orang yang tidak pernah miskin informasi dan karena hal tersebut pula, bapak memiliki banyak teman dari kalangan pinggiran sampai para pejabat-pejabat daerah ini.
Saya ingin belajar menulis agar bisa membuat laporan yang baik dan benar untuk hasil penelitian di kampus dalam kurun waktu 3 tahun mendatang.
Saya ingin belajar menulis untuk penyusunan skripsi agar menjadi yang terbaik dan bisa sangat membantu ketika sidang wisuda kelak.
Saya ingin belajar menulis untuk membuat esay-esay brilliant yang bisa digunakan ketika melamar beasiswa S2 atau short course program ke luar negeri yang kebanyakan mencantumkan pembuatan esay sebagai prasyaratnya.
Saya ingin belajar menulis untuk membuat tulisan yang kelak akan dibaca orang-orang.
Saya ingin belajar menulis, dan semuanya akan saya mulai dari sini.
Keep writing Ratu!

No comments:

Post a Comment